Pernah mendengar tentang Kerajaan Asgard? Jika kita penggemar tokoh-tokoh super hero, pasti tidak asing dengan nama Asgard. Dalam komik super hero Marvel, digambarkan bahwa Asgard adalah tempat asal Thor, sang dewa petir. Thor sendiri merupakan tokoh atau karakter super hero yang terinspirasi dari cerita dewa-dewa dalam mitologi Nordik kuno.
Sedangkan menurut mitologi Nordik, Asgard adalah kerajaan para dewa yang terpisah dari dunia manusia. Seperti kebanyakan kisah-kisah dalam mitologi lainnya, keberadaan kerajaan Asgard belum dapat dibuktikan keberadaannya.
Tapi sebuah negara mikro atau mikronasi dengan nama yang mirip dengan Asgard ternyata benar-benar ada dan cukup menarik perhatian dunia beberapa tahun yang lalu. Lalu dimanakah negara tersebut??
Pengertian Micronation
Sebagaimana diunggah oleh channel YouTube Invoice Indonesia, micronation atau bangsa mikro, juga disebut dengan mikronesia adalah sebuah entitas atau komunitas kecil yang mengakui diri sendiri sebagai sebuah bangsa atau negara berdaulat dan mandiri, tetapi tidak memiliki pengakuan hukum oleh pemerintah dunia atau organisasi internasional manapun.
Pengertian micronation berbeda dengan microstate, yang merupakan negara mikro tetapi mendapatkan pengakuan sebagai sebuah negara berdaulat ataupun negara dengan pengakuan terbatas, seperti negara Monaco, Andora, Leichtenstein, Bahrain, San Marino, Singapura, dan Vatikan.
Beberapa micronation mengklaim daerah yang benar-benar ada, pada umumnya juga mengklaim pulau-pulau terpencil dan daerah yang terisolasi. Micronation atau bangsa mikro juga memproklamirkan kemerdekaan mereka, merilis dan membuat konstitusi, mengeluarkan mata uang, bendera, prangko, paspor, medali, simbol, souvenir, dan barang-barang mereka sendiri. Serta juga menunjuk kepala negara dan mengklaim kependudukan sendiri.
Ada banyak sekali micronation di dunia ini, dan salah satu micronation yang sudah pernah dibahas adalah Principality of Sealand, yaitu sebuah negara yang diklaim secara sepihak yang wilayahnya berada di bangunan bekas benteng pertahanan lepas pantai milik negara Inggris.
Dan kali ini kita akan membahas satu lagi micronation yang keberadaannya cukup menarik perhatian media beberapa tahun yang lalu. Inilah negara ASGARDIA.
Apa itu Asgardia?
Hampir mirip-mirip dengan Sealand, Asgardia atau yang secara resmi disebut dengan Space Kindom of Asgardia atau Asgardia the Space Nation, adalah sebuah micronation atau mikronasi yang dibentuk oleh sekelompok orang yang telah meluncurkan satelit buatan ke orbit bumi. Proyek satelit buatan yang dinamai sebagai Asragrdia-1 ini dideklarasikan kedaulatannya atas ruang yang ditempati di luar angkasa dan yang terkandung di dalam satelit itu sendiri.
Bukan sekadar proyek main-main, negara yang belum dianggap sebagai wilayah berdaulat ini sudah memiliki konstitusi mereka sendiri, dan mengklaim sebagai negara pertama yang semua wilayahnya di ruang angkasa. Tujuan akhir dari proyek Asgardia adalah untuk menciptakan negara baru yang memungkinkan akses ke luar angkasa bebas dari kendali negara-negara yang ada dan membangun permukiman permanen di bulan pada tahun 2043.
Sejarah Terbentuknya Asgardia
Negara luar angkasa Asgardia didirikan oleh Dr. Igor Ashurbeyli pada Oktober 2016. Igor Ashurbeyli sendiri merupakan seorang ilmuwan Rusia, sekaligus pengusaha. Dia pendiri pusat penelitian independen Asgardia pada tahun 2013. Ini adalah sebuah institusi yang kegiatannya didedikasikan sepenuhnya untuk penelitian tata surya, kehidupan bumi dan luar bumi dengan menggunakan teknologi ruang angkasa dan teknik satelit.
Pada tahun 2014 pusat penelitian tersebut mulai menerbitkan jurnal luar angkasa internasional, dan pada Februari 2016, Ashurbeyli dianugerahi medali penghargaan oleh UNESCO atas kontribusinya pada pengembangan nanosains dan teknologi nano selama upacara yang diadakan di markas besar UNESCO di Paris Perancis.
Pada 12 Oktober 2016 Igor Ashurbeyli mengumumkan kelahiran negara luar angkasa baru, Asgardia, dalam sebuah konferensi pers di hotel Ritz Paris, Perancis. Proyeknya ini secara resmi disebut sebagai Kerajaan Luar Angkasa Asgardia. Tujuan akhir dari proyek tersebut adalah untuk menciptakan negara baru yang memungkinkan akses keluar angkasa yang bebas dari kendali negara-negara yang ada.
Ke depannya Asgradia bermaksud meluncurkan serangkaian satelit ke orbit bumi. Tim Asgardia juga berharap dapat menciptakan platform yang dapat dihuni di orbit rendah bumi, yang juga merupakan lokasi dari stasiun luar angkasa internasional.
Pada tahun 2016 orang-orang diundang untuk mendaftar sebagai warga negara Asgardia, dengan tujuan agar Asgardia dapat mengajukan permohonan untuk pengakuannya sebagai negara ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam kurun waktu kurang dua hari, ada lebih dari 100.000 orang dari seluruh dunia yang mendaftar sebagai warga negara Asgardia. Dan dalam waktu tiga minggu ada 500.000 pendaftar.
Pada 18 Juni 2017, konstitusi kerajaan luar angkasa Asgardia mulai diadopsi, dan berlaku efektif pada 9 September 2017. Pada 25 Juni 2018, bertempat di Istana Hofburg, Wina Austria, Dr. Igor Ashurbeyli dilantik sebagai kepala negara Asgardia.
Bentuk Pemerintahan Asgardia
Konstitusi Asgardia membagi pemerintahan Asgardia menjadi 3 cabang pemerintahan, yaitu cabang legislatif yang bernama Parlemen, cabang eksekutif bernama Pemerintahan, dan cabang yudikatif bernama Pengadilan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kepala negara Asgardia saat ini dijabat oleh Igor Ashurbeyli yang dilantik sejak tahun 2018 lalu.
Jumlah Penduduk Asgardia
Seperti yang dikutip dari laman situs asgardia.space, jumlah penduduk Asgardia tercatat sebanyak 1.814 jiwa, dengans ekitar 1.075.141 tercatat sebagai pengikut atau yang disebut sebagai orang Asgard. Orang-orang yang tergabung sebagai warga dan pengikut Asgardia ini keberadaanya tersebar di seluruh penjuru dunia. Menariknya, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengikut Asgardia terbanyak ke-5 di dunia, dengan sebanyak 41.871 orang terdaftar sebagai orang Asgardia.
Bahasa Resmi Asgardia
Karena penduduknya yang berasal dari latar belakang negara yang berbeda-beda, Asgardia memiliki 12 bahasa resmi yang digunakan, yaitu bahasa Inggris, Spanyol, China, Turki, Italia, Rusia, Perancis, Portugis, Arab, Hindi, Jerman dan Persia.
Mata Uang Asgardia
Komponen keuangan ekonomi Asgardia didasarkan pada dua mata uang nasionalnya. Pertama, adalah mata uang Solar. Solar akan menjadi mata uang pembayaran universal yang dikonversi di bursa yang menjadi tidak hanya mata uang kertas yang ada di negara-negara duniawi, tetapi juga menjadi mata uang kripto yang sah.
Kedua adalah Lunar yang akan menjadi mata uang eksklusif hanya untuk warga Asgardia. Lunar akan menjadi aset keuangan dan moneter internal yang menegaskan kewarganegaraan Asgardia.
Desain Bendera Asgardia
Desain bendera Asgardia terdiri dari lingkaran kuning cerah di tengah yang mewakili simbol matahari dengan latar belakang langit biru. Sembilan lingkaran orbit kuning melambangkan sembilan planet pada tata surya. Lalu, lingkaran orbit eksternal putih melambangkan penemuan masa depan manusia yang tak terbatas di laur angkasa, dan peran Asgardia dalam membangun masa depan.
Lambang Nasional Asgardia
Lambang nasional Asgardia terdiri dari lingkaran emas di dasar melambangkan matahari, sebagai pusat tata surya, dan fondasi untuk pertumbuhan dan kemakmuran semua orang-orang Asgardia dari semua negara di bumi. Gambar bunga kehidupan Ilahi kuno, dan simbol Asgardia, berada di tengah, dikelilingi oleh moto Asgardia: one humanity-one unity. Moto ini dikelilingi oleh 12 kelopak bunga yang sama dan merata, yang melambangkan kesetaraan semua bahasa resmi Asgardia. Lambang memiliki mahkota di atasnya sebagai simbol monarki konstitusional.
Masa Depan Asgardia
Lalu jika Asgardia sudah memiliki sebagian besar syarat dari konsep sebuah negara, bagaimana dengan status hukum dan pengakuan atas nama ini di mata dunia? Berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB Tahun 1962 Nomor XVIII dan Perjanjian Luar Angkasa Tahun 1967, yang telah menetapkan segala Luar Angkasa sebagai Commons Internasional dengan menggambarkan itu sebagai Provinsi seluruh umat Manusia. Dan sebagai prinsip dasar hukum ruang, menyatakan bahwa ruang angkasa, termasuk bulan dan objek astronomi lainnya, tidak tunduk pada klaim kedaulatan nasional apapun.
Dengan keterangan tersebut menurut Said Mosteshar dari London Institute of Space Policy and Law, maka kesempatan negara manapun yang akan mengakui Asgardia sebagai sebuah negara berdaulat sangatlah kecil.
Editor : Dezete
Sumber : Channel YouTube “Invoice Indonesia”, 7 September 2022.