Sampai Kapan Harga Gandum Tetap Tinggi?

Harga gandum dunia per Juni 2022 melonjak melewati angka USD US$ 400 per ton. Padahal sebelumnya selama bertahun-tahun harga gandum di bursa dunia bertengger di angka US$ 312 per ton. Namun, dengan kondisi yang terjadi saat ini, situasi mendadak berubah drastis. Sehingga muncul pertanyaan, sampai kapan harga gandum tetap tinggi?

Harga gandum yang melonjak tinggi tersebut tentu menyulitkan negara-negara yang warganya menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk konsumsi gandum.

Bursa Komoditi yang Memasarkan Gandum

Harga gandum di pasaran dunia selama ini ditentukan melalui bursa komoditi. Dua bursa komoditi besar di dunia yang memasarkan komoditi  gandum adalah  Euronext di Paris, dan Chicago Board of Trade (CBOT) di Chicago AS. Acuan global harga gandum ditentukan di bursa ini. Sehingga badan  atau lembaga otoritas yang ada di masing-masing negara dibantu oleh aturan dan regulasi standar ini. Di bursa komoditi ini, hukum penawaran dan permintaan yang menentukan harga.

Kategori Gandum

Di bursa komoditi, seperti ditulis Tagar.id, ada standar pengukuran ketat untuk kualitas dan kategori suatu komoditi. Untuk gandum misalnya ada kategori: 50 ton gandum yang ditanam di Uni Eropa, dengan kandungan protein 11% dan kelembapan maksimum 15%. Standarisasi semacam inilah yang memungkinkan perdagangan gandum di seluruh dunia, sehingga harga-gandum-tinggi.

Bagi produsen dan pedagang, harga yang ditetapkan di bursa komoditi umumnya menjadi acuan harga grosir untuk produk gandum hilir. Namun, harga gandum di pasar global dan lokal juga bisa berbeda.

Harga gandum di pasar dunia

Sementara itu, International Grains Council (IGC) Market Indicator melaporkan, harga gandum di pasar dunia per Maret 2022 sudah mencapai US$ 335 per ton atau mengalami kenaikan sebesar 46% jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu di angka US$ 229 per ton.

Pada awal tahun ini, IGC Market Indicator pun melaporkan perseteruan  yang belakangan menimbulkan ketegangan di Laut Hitam turut menjadi faktor kenaikan harga gandum di pasar dunia. Ketegangan di Laut Hitam itu mengungkit sub-indeks gandum sebesar 12% w/w hampir mendekati puncak selama 14 tahun terakhir.

Dengan harga gandum yang tinggi saat ini, negara-negara produsen  komoditas itu sebetulnya diuntungkan, karena akan menangguk cuan yang lumayan besar.  Namun demikian, banyak di antara mereka yang justru tak mau melepaskan stok gandumnya ke negara lain, karena untuk mengamankan kebutuhan dalam negerinya, agar tidak mengalami krisis pangan.

 

Produksi Gandum Dunia

Total Produksi Gandum Dunia adalah sebesar 785 Juta Ton, dengan negara-negara penghasil  gandum, menurut data US Department of Agriculture (USDA) pada tahun 2021/2022 adalah Uni Eropa  dengan total produksi mencapai 138,90 juta ton. Disusul China dengan total produksi 136,95 juta ton, kemudian  India sebesar 109,52 juta ton, dan Rusia sekitar 75,50 juta ton. Berikutnya, Amerika Serikat 44,79 juta ton, Australia 34,00 juta ton, dan Ukraina 33,00 juta ton. Selanjutnya, Pakistan 27,00 juta ton, Kanada 21,65 juta ton, dan Argentina 20,50 juta ton.

Dari negara-negara produsen gandum dunia yang berjumlah sekitar 100 negara, total panen gandum dunia diperkirakan sebesar 785 juta ton per tahun, tulis Bisnis.com. tapi hanya sekitar seperempat yang akhirnya dijual sebagai komoditas di pasar global. Sebagian besar turunan produk gandum dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari justru oleh masyarakat di negara-negara yang tidak memproduksi gandum. Kualitas dan harga dapat sangat berbeda tergantung pada wilayah yang berkembang.

Produksi Gandum Negara Laut Hitam 60-100 Juta Ton

Dengan terjadinya ketegangan akibat perseteruan dua negara, dunia merasakan tersendatnya pasokan komoditas gandum. Karena  kedua negara bersama-sama memproduksi sekitar 60-100 juta ton dari 200 juta ton yang diperdagangkan setiap tahun di seluruh dunia.

Alhasil, dunia seolah tidak bisa hidup tanpa panen dari kedua negara itu, lantaran jumlah produksinya terlalu besar. Dampaknya berbeda dari satu negara ke negara yang lain. Harga gandum yang naik tinggi selalu menjadi berita buruk bagi negara berkembang, terutama bagi negara-negara di Afrika.

“Di negara-negara ini, orang menghabiskan antara 60% sampai 80% dari pendapatan mereka untuk makanan. Jika harga roti menjadi dua kali lipat lebih mahal karena harga gandum melonjak dari 200 euro menjadi 400 euro per ton, itu berdampak,” kata Wolfgang Sabel, pialang saham bursa komoditi, yang bermarkas di kota Cloppenburg, Jerman.

Faktor lain adalah rantai pasokan yang terganggu karena pandemi corona, yang telah menyebabkan kelangkaan suku cadang untuk mesin pertanian. Itu berarti, produksi pertanian tidak bisa dengan cepat ditingkatkan. Kesimpulannya, “gandum akan tetap mahal” setidaknya sampai akhir tahun depan, kata Wolfgang Sabel.

Arus Ekspor Gandum Bakal Terurai

Tersendatnya arus ekspor gandum akibat perseteruan dua negara eropa itu selama beberapa bulan, per pertengahan Agustus 2022 tampaknya bakal terurai. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan telah dicapainya kesepakatan antara dua negara tersebut, Turki dan PBB mengenai prosedur untuk melanjutkan ekspor biji-bijian termasuk gandum dan pupuk  melalui Laut Hitam. Prosedur ini termasuk untuk zona perlindungan sejauh 10 mil laut bagi kapal pengirim.

Diperkirakan akan adanya kenaikan besar pada kapal-kapal yang akan mengekspor gandum dari negara itu melalui Laut Hitam. Hal ini menyusul kesepakatan target pengiriman 2-5 juta ton gandum per bulan.

Tujuan dari kesepakatan itu adalah untuk membantu meringankan krisis pangan global, yang menurut PBB diperburuk oleh perseteruan dua negara di wilayah laut hitam tersebut dan telah mendorong puluhan juta orang dalam kelaparan.

“Kami memperkirakan akan melihat peningkatan besar dalam aplikasi untuk transit. Dan tujuan untuk mengirim antara dua dan lima (juta) ton per bukan akan dapat dicapai, ” kata Frederick Kenney, Koordinator Sementara PBB di Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul, yang mengawasi kesepakatan itu, dikutip dari Channel News Asia, pada  11 Agustus 2022.

Sejauh ini masih ada 12 kapal yang terjebak di sana sejak  24 Februari 2022. Namun ada 4 kapal yang sudah disetujui untuk melakukan perjalanan ke sana. “Jumlah kapal yang masuk diperkirakan akan terus bertambah karena penjualan biji-bijian sudah disepakati,” ungkap Kenney, seperti dilansir dari Liputan6.com.

Menyusul kesepakatan pengiriman gandum yang didukkung PBB, dilaporkan kapal gandum dan jagung pertama yang meninggalkan negara itu telah berlabuh di Turki pada Rabu, 10 Agustus 2022.

Kapal berbendera Sierra Leone, Razoni, meninggalkan pelabuhan Odessa,  pada 1 Agustus 2022 dengan membawa 26.000 ton jagung dan diperkirakan akan berlabuh di pelabuhan Tripoli, Lebanon, akhir pekan lalu.

Situs lalu lintas laut menunjukkan Razoni berlabuh di pelabuhan Mersin di Laut Mediterania Turki setelah menghabiskan beberapa hari berlabuh di lepas pantai.

Outlet berita Middle East Eye yang mengutip seorang agen pengiriman mengatakan bahwa jagung dan biji-bijian yang tiba dari negara tersebut telah menarik pembeli setibanya di Turki. “Kargo yang terjual akan (dibuka) di Mersin,” kata Ahmed al-Fares dari Ashram Maritime Agency kepada Middle East Eye.

Stok Gandum Nasional Tinggal 2 Juta Ton

dikutip dari bisnis.com

Di dalam negeri sendiri, per April 2020 stok gandum nasional tinggal sekitar 2 juta ton. Perseteruan dua negara dekat laut hitam itu telah berdampak pada meningkatnya harga dan pasokan gandum di dalam negeri.

Karena itu Kementerian Perindustrian telah meningkatkan pembelian gandum dari sejumlah negara yang sudah menjadi pemasok ke perusahaan tepung terigu di dalam negeri seperti Australia, Argentina, Kanada, Amerika Serikat dan India. “Sembari mencari sumber pembelian gandum dari negara lain yang belum pernah memasok gandum ke Indonesia,” kata Direktur Jenderal Agro Kemenperin Putu Juli, kepada Bisnis.com.

Memberikan Relaksasi pada Negara Pemasok Gandum

Atas situasi tersebut, Kemenperin mengusulkan untuk memberikan relaksasi terhadap negara pemasok gandum yang Surat Keputusan (SK) Registrasi Laboratorium Pengujian Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dan Pengakuan Sistem Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan akan berakhir atau dalam proses perpanjangan pada tahun 2022 ini.

Sejumlah negara pemasok gandum yang SK-nya bakal berakhir atau dalam proses perpanjangan pada tahun ini seperti India, Pakistan, Rumania, Bulgaria dan Lithuania. Langkah itu dilakukan untuk tetap menjaga pasokan gandum dalam negeri tetap terkendali di tengah melonjaknya harga akibat perseteruan di dua negara laut hitam.

“Kementerian Perindustrian akan mengusulkan ke Kementerian Pertanian untuk memberikan relaksasi terhadap negara pemasok gandum untuk tetap dapat memasukkan gandumnya ke Indonesia, sampai ketersediaan gandum dunia kembali normal,” kata Putu melalui pesan WhatsApp. (dezete)

 

 

About Dezete

Sebagai Pemimpin Redaksi berita.biz.id beliau merupakan seorang Jurnalis Senior. Beliau mengawali karir jurnalistiknya pada tahun 1995 di Majalah UMMAT Jakarta. Pernah menjadi Redaktur Pelaksana Tabloid AMANAT NASIONAL, Redaktur Majalah KOMODITAS. Kemudian, menjadi Redaktur Tabloid ABSOLUT dan menjadi Editor Freelance Penerbit PUSTAKA HIDAYAH. Juga pernah menjadi Editor majalah FORTUNE Indonesia, Kelompok Kompas Gramedia (KKG).

Check Also

Perbedaan Inggris Raya, Britania Raya, dan Inggris

Seringkali saat negara Inggris dibahas, akan dijumpai tiga nama yang sebutannya mengindikasikan negara tersebut. Yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *