Sorgum Tanaman Asli Indonesia?

Ada yang bilang sorgum adalah tanaman asli Indonesia. Pernyataan ini didasarkan atas kenyataan bahwa di beberapa daerah di Indonesia, terutama Indonesia bagian timur, tanaman sorgum sudah lama menjadi salah satu komoditas unggulan mereka, dan sudah sejak lama juga menjadi pengganti makanan pokok setempat. Seperti di Pulau Timor terdapat spesies sorgum asli Asia, yaitu Sorgum timorense (down sorghum) yang merupakan rumput asli pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.

Asal Mula Sorgum

Tapi betulkah klaim itu? Setelah ditelusuri dari berbagai literatur atau literasi yang ada, ternyata sorgum adalah komoditi yang pertama kali ditemukan di dataran tinggi Afrika Timur, khususnya di negara Ethiopia. Lazimnya negara Afrika, Ethiopia adalah negara yang kering atau beriklim tropis. Artinya, sorgum sebagai penghasil bahan pangan sangat cocok dibudidayakan di daerah kering.

Penyebarannya

Dari Ethiopia, menurut Neni Iriany dkk, dari Balai Penelitian Tanaman Serelia Kementerian Pertanian, sorgum kemudian menyebar ke beberapa negara sekitar, yaitu Afrika Timur dan Barat. Antara lain Sudan, Niger, Bostwana, Zambia, dan Afrika Selatan. Menurut catatan, penyebaran sorgum ke daratan Afrika tersebut dimulai sebelum abad ke-10 hingga abad ke-16. Dari benua Afrika, sorgum kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis Asia seperti India dan China (abad ke-13).

Sementara dari Afrika Barat sorgum menyebar ke benua Amerika, yaitu pertamakali pada tahun 1857 melalui perdagangan budak. Namun dikembangkan secara besar-besaran di Amerika sejak tahun 1900 untuk membuat sirup dan juga pakan ternak. Di Amerika Tengah dan Amerikat Selatan, tanaman ini ditanam secara luas sejak tahun 1950 hingga sekarang ini.

Tanaman sorgum mudah menyebar ke belahan dunia lainnya, karena memiliki adaptasi yang luas dan toleran terhadap kekeringan. Alhasil kini terdapat beberapa negara penghasil utama sorgum, seperti Amerika, Argentina, China, India, Nigeria, Yaman, Australia, dan beberapa negara Afrika Timur.

Sorgum di Indonesia

Nah, tanaman sorgum sampai ke Indonesia, konon dibawa oleh kolonial Belanda pada tahun 1925. Di Indonesia , tanaman sorgum menyebar di beberapa wilayah yang iklimnya cocok untuk pembudidayaannya. Pada tahun 1970 sorgum sudah mulai banyak dibudidayakan di Indonesia. Tercatat ada sekitar 15.000 hektar lahan sorgum yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Pengembangan Sorgum di Indonesia

Pada era 1970-an program pengembangan tanaman sorgum diarahkan untuk pemenuhan sumber korbohidrat potensial untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Varietas yang dilepas pada periode tersebut adalah No.6C, UPCA-S2,dan KD4. Kemudian pada era 1980-an program pemuliaan sorgum masih diarahkan untuk pemenuhan sumber karbohidrat potensial sehingga seleksi varietas lebih banyak ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Lalu pada periode 1980-1990 dilepas empat varietas masing-masing Keris, UPCA-S1, Badik dan Hegari Genjah.

Berikutnya, pada periode 2001-2013 program penelitian dan pengembangan varietas unggul sorgum dilakukan secara khusus oleh Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Kementerian Pertanian di Maros, Sulawesi Selatan. Varietas Numbu dan Kawali dilepas tahun 2001.

Varietas Numbu dapat beradaptasi baik pada lahan kering dan masam, menghasilkan 5 ton per hektar, serta tahan terhadap penyakit karat dan bercak daun. Sedangkan varietas Kawali dicirikan oleh karakter tanaman yang pendek (135 cm) serta bulir yang agak tertutup sehingga kurang disenangi oleh hama burung. Kedua varietas ini mempunyai umur antara 100-105 hari.

Nilai Ekonomi Sorgum

Jika dikalkulasi, lahan yang ditanami sorgum menghasilkan 8 hingga 9 ton per hektar. Kalau harga sorgum 5.000 per kilogram, maka per 8 hektar bisa mengnatongi hasil panen sebesar Rp 40 juta. Dengan biaya produksi sekitar Rp7 juta per hektar maka pendapatan petani bisa mencapai Rp33 juta per musim (3 bulan). Artinya pendapat bersih petani sebesar Rp11 juta per bulan. Wow besar bukan?!

Sementara itu di daerah Lamongan Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan Babat juga terdapat tanaman sorgum yang ditanam oleh para petani yang tergabung dalam Rumah Sorgum Indonesia. Kabupaten Lamongan merupakan produsen sorgum terbesar di Jawa Timur sejak 2010, yakni sekitar 832 ton dengan luar areal pengembangan mencapai 240 hektar dan tingkat produktivitas sekitar 34,66 kuintal/hektar.

Hasil Olahan Sorgum

Hasil panen sorgum ini kemudian dikembangkan menjadi produk olahan, seperti kue sorgum, sirup, beras sorgum, kemplang, madumongso/jenang, mie sorgum, dan lainnya.

Daerah Penghasil Sorgum di Indonesia

Menurut pertanian.go.id, terdapat daerah penghasil sorgum dengan pola pengusahaan tradisional, antara lain Demak, Grobogan, Pati, Wonogiri, Gunung Kidul, Kulonprogo, Lamongan, Bojonegoro, Tuban dan Probolinggo. Pada tahun 2020 lalu Kementerian Pertanian menargetkan penambahan lahan untuk pengembangan tanaman sorgum, yakni seluas 5.000 hektar.

Di Kabupaten Demak, tepatnya di Desa Raji Kecamatan Demak warganya sudah puluhan tahun menanam sorgum secara turun-temurun. Dan sorgum yang ditanam varietas lokal dengan umur panen hingga 3 bulan. Secara total terdapat 80 hektar lahan yang ditanami sorgum se- Kabupaten Demak. Produksi sorgum di Kabupaten Demak sebagian dijual dan sebagian lagi digunakan untuk menjadi benih.

Dalam usahanya Rumah Sorgum ini menggandeng UMKM yang mayoritas anggotanya adalah kaum ibu petani/kelompok tani wanita yang ada di wilayah Lamongan. Selain mendapat dukungan dari Kementan dan Dinas Pertanian, dukungan juga muncul dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Lamongan untuk memfasilitasi gratis izin usaha, serta dapat menitipkan produk olahan di showroom. Selain itu juga ada sertifikat halal oleh MUI yang difasilitasi Dinas Koperasi Kabupaten Lamongan.

Selain Lamongan, Kabupaten Sampang Madura juga memiliki potensi cukup besar, yakni ditargetkan sebesar 462 ton dengan luas areal pengembangan 100 hektar dan produktivitas 48,13 kuintal/hektar. Kabupaten Sumenep menjadi daerah urutan ketiga penghasil sorgum tertinggi di Jawa Timur, yakni sebesar 346 ton dari areal pengembangan seluas 150 hektar dengan produktivitas sekitar 24 kuintal/hektar.

Tidak hanya di Jawa, di Kepulauan Riau juga tengah dilakukan pengembangan tanaman sorgum yang menjadi bahan alternatif beras. Sejumlah kelompok petani di Kecamatan Toapaya, Bintan sejak akhir tahun 2020 mulai mengembangkan sorgum dan menggunakan sorgum sebagai makanan pengganti beras.

“Para petani berhasil menanam benih sorgum di atas lahan seluas 10 hektar, hingga membuahkan hasil. Biji sorgum yang diproduksi dari lahan pertanian itu mencapai 3-4 ton/hektar,” tulis Media Indonesia.

Sorgum menarik minat petani lantaran masa panennya cukup cepat, yakni 3 bulan. Sorgum di Toapaya, Bintan itu sudah dijual kepada pengusaha, yang mampu mengelola biji-bijinya melalui mesin berteknologi tinggi.

Kesimpulan

Meski sorgum sudah lama ditanam dan dikonsumsi di beberapa tempat di Indonesia, dari uraian diatas diketahui bahwa tanaman sorgum bukanlah asli Indonesia, meski ada salah satu spesies dari 30 spesies yang ada di Indonesia, yaitu Sorgum timorense (down sorghum). Namun demikian, tanaman sorgum bisa dibudidayakan secara baik di Indonesia, karena beriklim tropis dan berlahan kering, sesuai dengan daerah asal tumbuhnya sorgum. Sejak tahun 1970-an pemerintah Indonesia mulai serius mengembangkan tanaman sorgum sebagai alternatif pengganti tanaman pangan. (dezete)

About Dezete

Sebagai Pemimpin Redaksi berita.biz.id beliau merupakan seorang Jurnalis Senior. Beliau mengawali karir jurnalistiknya pada tahun 1995 di Majalah UMMAT Jakarta. Pernah menjadi Redaktur Pelaksana Tabloid AMANAT NASIONAL, Redaktur Majalah KOMODITAS. Kemudian, menjadi Redaktur Tabloid ABSOLUT dan menjadi Editor Freelance Penerbit PUSTAKA HIDAYAH. Juga pernah menjadi Editor majalah FORTUNE Indonesia, Kelompok Kompas Gramedia (KKG).

Check Also

Perbedaan Inggris Raya, Britania Raya, dan Inggris

Seringkali saat negara Inggris dibahas, akan dijumpai tiga nama yang sebutannya mengindikasikan negara tersebut. Yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *